Saturday, March 18, 2017

HASIL FOTO SAYA SENDIRI

HASIL FOTO SAYA SENDIRI

Saya Sebenarnya Lebih Tertarik Ke Gendre Makro Photography
Dan Profesi Saya Sendiri Sebagai Photographer Wedding
Tapi Selama itu menyangkut tentang PHOTOGRAPHY saya Akan Mencoba Hal Baru...






























MASIH BANYAK SHI.... LIHAT DI FACEBOOK SAYA !!!



Wedding Photography

Wedding Photography



1. Buatlah daftar Foto yang akan kalian ambil.

Salah satu saran yang bisa sangat membantu tentang Wedding Photography adalah meminta pasangan tersebut untuk memikirkan foto-foto seperti apa yang mereka inginkan pada saat acara pernikahan. Ini akan sangat membantu pada saat pemotretan bersama keluarga, tentunya Sobat tidak ingin ketika menyerahkan hasil foto yang bagus tetapi kalian tidak menyertakan salah satu anggota keluarga dalam foto-foto tersebut bukan?

2. Memilih koordinator foto

Memotret seluruh anggota keluarga pada saat acara pernikahan bisa terasa merepotkan loh! Biasanya kebanyakan dari mereka berjalan kesana kemari menemui anggota keluarga lain, teman, kolega dan lain-lain. Parahnya lagi Sobat pasti tidak mengenal satu-satu anggota keluarga tersebut, ditambah lagi ada dua keluarga yang berkumpul baik itu dari pihak laki-laki maupun perempuan. Mintalah pada pasangan tersebut seorang foto koordinator yang mengenal seluruh anggota keluarga, dan lebih baik dipilih dari salah satu anggota keluarga mereka. Foto koordinator bisa membantu Sobat ketika mengumpulkan mereka untuk sesi pemotretan.

3. Kunjungi lokasi acara

Kunjungi semua lokasi pernikahan dimana kalian akan memotret sebelum acara berlangsung. Memang beberapa fotografer wedding profesional tidak melakukannya, tetapi ini akan sangat membantu untuk mengetahui darimana kita memotret, merencanakan angle atau frame foto yang akan kita ambil dan melihat bagaimana kondisi pencahayaan pada waktu yang sama ketika acara pernikahan. Cobalah mengajak pasangan turut serta melihat lokasi, dan mencoba mengambil beberapa foto, siapa tahu bisa menjadi foto ‘Pra-Wedding’.

4. Persiapan adalah kunci dari Wedding Photography

Potensi kesalahan besar terjadi pada saat acara pernikahan, jadi Sobat harus membersiapkan diri dengan baik. Buatlah rencana cadangan (jika pernikahan outdoor dan cuaca buruk), pastikan baterai diisi penuh, memory card benar-benar kosong, pikirkan tentang rute atau urutan pemotretan sehingga Sobat mengetahui momen apa yang terjadi berikutnya. Datanglah pada acara gladi resik jika memungkinkan dan memang jika ada acara tersebut, dari situ kalian bisa mengumpulkan informasi tentang posisi memotret, pencahayaan, urut-ututan acara dan lain-lain.

5. Ketahui apa yang menjadi harapan kedua pasangan terhadap hasil foto kalian

Tunjukkan hasil foto atau portofolio kalian pada mereka. Ketahui apa yang ingin mereka dapatkan, berapa banyak foto yang mereka inginkan, acara apa saya yang tidak boleh terlewatkan dan bagaimana foto tersebut digunakan. Pastikan kalian membuat semacam perjanjian atau deal harga jika kalian mengenakan biaya untuk Wedding Photography.

6. Matikan suara yang ada pada kamera digital kalian.

Jangan pernah menambahkan bunyi-bunyi Beep pada saat khidmadnya acara pernikahan. Matikan semua fitur suara sebelum acara pernikahan.

7. Potretlah detail-detail kecil

Ambillah gambar cincin, pernak-pernik kebaya atau gaun penganti, bunga, penataan meja dan lain-lain. Ini akan memberikan warna dan dimensi pada album pernikahan. Cobalah membuat sebuah album dengan format Wedding Magazine agar lebih memiliki mood ketika pasangan tersebut melihat album tersebut.

8. Gunakan dua kamera

Berusahalah mendapatkan kamera lain, entah itu dengan cara memohon atau meminjam ke orang lain. Gunakan dua lensa yang berbeda pada setiap kamera. Idealnya satu kamera dilengkapi dengan lensa wide (bagus untuk candid dan ruang sedikit sempit), dan satu lagi dengan lensa zoom (kalau bisa gunakan lensa yang memiliki focal length maksimal 200mm).

9. Pertimbangkan menggunakan Fotografer kedua.

Memiliki fotografer cadangan bisa menjadi strategi yang bagus, hal ini berarti Anda tidak akan bergerak atau berpidah tempat terlalu banyak pada saat acara pernikahan. Satu fotografer mengambil foto formal, dan satu lagi mengambil foto candid. Memotret sendirian akan memberikan tekanan tersendiri karena kalian akan dituntut menghasilkan foto-foto bagus disetiap momen pernikahan.

10. Berani tetapi jangan terlalu mencolok

Sikap ragu-ragu atau malu-malu tidak akan memberikan foto yang kalian cari, terkadang Sobat harus sedikit berani untuk menangkap momen, bagaimanapun juga timing merupakan segalanya dan berpikirlah untuk mendapatkan posisi yang tepat saat momen penting sehingga tidak mengganggu jalannya acara pernikahan. Bergerak atau berkelilinglah secara efisien, seperti berpindah tempat pada saat pemutaran lagu atau pidato sambutan. Bersikaplah berani ketika mengambil foto-foto penting, terutama foto yang diinginkan oleh kedua pasangan.

11. Pelajari bagaimana memanipulasi cahaya.

Kemampuan untuk memantulkan atau menyebarkan (diffuse) cahaya flash merupakan kunci dalam Wedding Photography. Sobat pasti banyak menemui sebuah acara pernikahan di dalam gedung yang memiliki kondisi pencahayaan rendah atau temaram, jika kalian diijinkan untuk bisa menggunakan flash (beberapa tempat seperti gereja tidak memperbolehkan) lihatlah apakah memungkinkan untuk memantulkan cahaya flash ke langit-langit gedung? (ingatlah bahwa memantulkan cahaya flash pada dinding dengan permukaan bewarna akan merubah warna hasil foto kalian), atau pertimbangkan juga menggunakan difuser agar cahaya flash lebih lembut. Gedung acara pernikahan tidak mengijinkan penggunaan flash? maka kalian setidaknya menggunakan lensa cepat dengan aperture lebar atau meninggikan pengaturan ISO. Sebuah lensa yang memiliki fitur image-stabilisation (IS/VR) akan sangat membantu.

12. Gunakan format RAW

Kebanyakan fotografer tentu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk menggunakan format RAW, mengingat butuh proses lebih panjang dalam paska pemotretan, tetapi acara pernikahan terjadi sekali seumur hidup dan RAW akan sangat berguna karena memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam memanipulasi foto setelah pemotretan. Acara pernikahan terkadang memiliki nuansa pencahayaan yang ‘tricky’, maka dari itu RAW merupakan pilihan bagus guna memanipulasi exposure serta white balance menggunakan perangkat lunak.

13. Lihat hasil foto kalian pada saat acara resepsi

Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kesiapan media. Beberapa fotografer bahkan selalu membawa notebook atau laptop pada saat acara resepsi pernikahan. Mereka melihat kembali dan membuatnya sebagai slideshow, dan memutarnya pada saat acara malam hari.

14. Pertimbangkan penggunaan background foto.

Salah satu tantangan dalam Wedding Photography adalah semua orang selalu bergerak kesana kemari, dan ini berarti background foto kalian juga akan berganti-ganti bukan? Idealnya cari BG yang teduh, rapi dan tidak ada elemen-elemen benda yang bisa mencuri perhatian penikmat foto pernikahan tersebut.

15. Jangan fembuang foto-foto jelek

Salah satu keunggulan dalam fotografi digital adalah kemudahan mereview foto-foto yang sudah kita ambil, kita bisa dengan muda menghapus foto-foto yang dianggap jelek. Sobat perlu ingat bahwa, foto pada nantinya bisa di-crop atau dimanipulasi untuk memberikan kesan seni atau abstrak dan bisa ditambahkan pada album pernikahan.

16. Merubah prespektif

Berusahalah untuk sedikit kreatif dengan jepretan-jepretan kalian. Memang pada nantinya foto-foto dalam album akan berupa foto-foto formal atau pose formal, tetapi pastikan kalian untuk menyisipkan foto-foto dengan angle pemotretan dari bawah, atas, dengan wide angle dan lain-lain.

17. Fill Flash

Ketika memotret di luar ruangan pada saat setelah acara pernikahan atau saat sesi pemotretan, Sobat mungkin sebaiknya tetap membawa flash kalian turut serta, dan gunakan teknik fill flash. Atur kekuatan atau power flash sebanyak satu atau dua stop agar foto tidak terlalu blow-out, tetapi fill flash adalah suatu keharusan ketika pada kondisi subyek yang backlit (terkena cahaya matahari dari belakang) atau pada saat siang hari yang akan mengakibatkan banyak bayangan kuat.

18. Mode Continuous Shooting

Kamera dengan fitur memotret dalam jumlah banyak pada satu waktu akan sangat bermanfaat pada acara pernikahan, jika kamera kalian mendukung fitur tersebut, maka gunakanlah. Terkadang foto kedua dari sequence foto adalah foto yang terbaik, karena mereka tampak santai dan telah beradaptasi pada momen tersebut.

19. Berharap apa yang tidak diharapkan

Rencana sempurna pun pada prakteknya bisa saja terjadi kesalahan, tetapi kesalah tersebut bisa menjadi momen yang sempurna di acara pernikahan. Banyak sekali kesalahan yang bisa terjadi pada saat acara pernikahan, seperti cincin yang terselip dan sulit ditemukan, turun hujan ketika acara resepsi berakhir dan lain-lain.
Momen seperti ini tentu akan menyebabkan sebuah kepanikan, tetapi momen seperti inilah yang bisa menciptakan kenangan yang tidak terlupakan. Cobalah mengabadikan momen tersebut, dan kalian akan mendapatkan foto-foto lucu yang membuat mereka tertawa.


Photo by Bianca Photography

Makro Photography

Makro Photography


  • extension tube, disebut juga cincin ekstensi. Alat tambahan ini digunakan pada lensa dan berguna untuk fokus lebih dekat. Alat ini memang sangat cocok dalam fotografi makro.
  • reverse ring, bentuknya hampir sama dengan cincin ekstensi. Namun ini adalah alat bantu yang kegunaannya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dipasang terbalik.
  • filter close up, yakni filter lensa sekunder sederhana yang digunakan untuk mengaktifkan fotografi makro.Filter dapat Anda pasang pada bagian depan lensa, dan fungsinya sebagai kaca pembesar untuk mendapatkan pembesaran fokus yang Anda inginkan. Anda dapat menggunakan filter ini pada lensa Kit.
Penggunaan alat-alat tersebut lebih murah meriah jika dibandingkan Anda membeli lensa makro khusus.
Ada beberapa hal-hal penting yang harus Anda perhatikan untuk membuat foto makro yang baik, diantaranya adalah mengenai lighting (pencahayaan). Perlu Anda ketahui bahwa Semakin dekat lensa dengan subjek, maka pencahayaan akan semakin minim. Setidaknya Anda harus mengatur kepekaan cahaya atau ISO serendah mungkin, karena pada fotografi makro, gambar yang detail dan tanpa noise adalah yang terutama. Sedangkan untuk teknik pemotretannya, berikut ini beberapa langkah-langkahnya:
  • Mengatur DOF dengan aperture sempit
Tidak ada foto makro dalam majalah yang dibuat dengan bukaan diafragma kecil sehingga foto kedalaman ruang menjadi luas. Setiap foto makro yang dihasilkan sebaiknya memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit, yakni dengan diafragma besar. Karenanya, Anda harus mengatur aperture sempit (f/8 keatas) agar memperluas ruang tajam yang didapat.
  • Lebih baik dengan bantuan flash
Fotografi makro yang dibuat hanya dengan cahaya alami sebenarnya tidak terlalu buruk. Namun alangkah lebih baiknya jika Anda memotret foto makro dengan bantuan cahaya flash, mengingat pengaturan aperture yang sempit, ISO rendah dan speed tinggi dikhawatirkan akan kekurangan cahaya jika tanpa flash. Anda bisa menggunakan fitur flash bawaan dari kamera, namun lebih baik lagi dengan flash eksternal.
  • Hindari guncangan
Jika terjadi sedikit guncangan saja, maka fokus kemungkinan akan meleset. Ada beberapa cara untuk mengatasi ini, Anda dapat menggunakan alat tripod, namun juga bisa diatasi lagi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Ingat, untuk objek serangga biasanya sering melakukan pergerakan tidak terduga.
  • Manual fokus lebih baik
Dengan menggunakan manual fokus dimungkinkan perbesaran akan maksimal. Cukup, setting lensa kamera pada manual fokus, kemudian gunakan titik fokus yang terdekat. Anda dapat temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa tepat di depan objek sampai mendapatkan fokus yang pas.
Demikian beberapa tips dan trik tentang pengenalan mengenai teknik fotografi Makro. Semoga bermanfaat.




Potrait Photography

Potrait Photography

Setting Kamera Untuk Potret

Kamera SLR mempunyai banyak fitur, meskipun hal tersebut sangat baik, tetapi terkadang juga bisa membuat penggunanya bingung menentukan pilihan setting yang tepat pada saat sesi pengambilan foto. Berikut adalah fitur pada kamera SLR yang perlu dipahami ketika mengambil foto potret.

Exposure Mode. Biasakan untuk tidak menggunakan program Portrait pada kamera. Pilihlah mode Aperture Priority (Av), yang memungkinkan kita untuk memilih aperture, dan membiarkan kamera menyesuaikan nilai shutter speed yang tepat secara otomatis. Kebanyakan foto jenis potret menggunakan apreture yang besar untuk menghasilkan background yang out-of-focus. Coba gunakan f/5.6 (tergantung focal lenght lensa), karena bisa menghasilkan depth of field yang bagus serta fokus yang tajam pada wajah (mata, hidung, dan telinga). Dengan menggunakan Aperture Priority, kita bisa mengoptimalkan cahaya natural, sehingga kita bisa sekaligus belajar bagaimana cara memanipulasi cahaya yang tersedia.

ISO. Dalam hal kualitas, semakin rendah ISO akan lebih baik, jadi sangat direkomendasikan menggunakan ISO 100 atau 200. Memegang kamera SLR (handheld) memang memberikan kita keleluasaan bergerak, tetapi sangat rentan terhadap goncangan (shake). Cara paling sederhana mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan aturan berikut: jangan menggunakan shutter speed yang lebih lambat dari batasan lensa yang digunakan. Kelihatannya sulit, namun sebenarnya mudah diterapkan. Jika menggunakan lensa dengan focal length 100mm, pastikan shutter speed yang digunakan di atas 1/100 untuk mengurangi risiko terjadi shake. Jika menggunakan lensa dengan focal lenght 200mm, maka gunakan shutter speed yang lebih cepat dari 1/200, mudah kan?
Menaikkan tingkat ISO juga merupakan cara yang mudah untuk menghindari shake. Namun, hindari penggunaan ISO di atas 800 karena akan menghasilkan noise yang terlalu banyak. Pada kondisi pencahayaan yang rendah, gunakan tripod. Dengan demikian kita bisa menggunakan ISO rendah tanpa menghiraukan shutter speed.

White Balance. Kita harus menyesuaikan White Balance dengan kondisi pencahayaan. Jika pencahayaannya rumit, atau kita tidak yakin dengan setting White Balance yang kita pilih, maka gunakan Auto White Balance (AWB). Jika pengambilan gambar dilakukan dalam format RAW, kita dapat mengubah White Balance pada saat pasca produksi. Kadang-kadang setting White Balance yang salah justru menghasilkan foto yang lebih baik. Misal, setting Cloudy yang digunakan pada siang hari yang terik dapat menambahkan nuansa hangat pada hasil foto, sedangkan setting Tungten akan menghasilkan nuansa dingin.

Kualitas Foto. Disarankan untuk mengambil foto dengan mode RAW, karena kita dapat melakukan koreksi jika terjadi kesalahan pada White Balance tanpa merusak foto. Jika kamera mempunyai format RAW + JPEG, gunakan dengan pengaturan JPEG “Small/Basic”. Sehingga kita bisa meninjau ulang foto yang dihasilkan secara cepat. Tapi, jika yakin bahwa foto yang akan dihasilkan tidak memerlukan koreksi Exposure atau White Balance, cukup gunakan format JPEG untuk hasil yang lebih optimal dan menghemat kapasitas memory card.

Autofocus. Pada kebanyakan foto potret, mata adalah bagian penting dari subyek untuk selalu mendapatkan fokus yang tajam. Kebanyakan kamera menggunakan AF multi-point yang memberikan kita keleluasaan dalam memilih antara AF secara individual atau membiarkan semua titik AF aktif, ada kemungkinan fokus yang didapatkan tidak hanya pada mata, tetapi bisa juga hidung yang merupakan bagian wajah yang paling dekat dengan kamera.

Opsi yang lebih adalah dengan memilih titik AF tunggal dan menggunakannya untuk mendapatkan fokus pada mata. Titik pusat AF merupakan sensor paling sensitif, jadi kita bisa memakainya untuk mengunci AF dengan menempatkan titik AF pada mata subyek, kemudian menekan tomboh shutter separuh. Saat AF sudah terkunci, atur komposisi terlebih dahulu sebelum mengambil foto. Cara lainnya adalah dengan tidak menggunakan titik AF pusat, tetapi titik AF yang berada di sekitar mata subyek. Dengan demikian pengaturan komposisi dapat dilakukan dengan cepat. Teknik ini efektif dilakukan jika sesi pengambilan foto mempunyai komposisi yang hampir seragam. Agar dapat mengunci AF, pilihlah mode single-shot AF.

Metering. Pengaturan metering Multi-Zone pada kamera SLR sebenarnya sudah dapat mengekspos potret dengan sempurna pada kebanyakan kasus. Lakukan beberapa kali pengujian, amati hasilnya, dan gunakan fasilitas Exposure Compensation untuk menambah atau mengurangi exposure jika hasilnya terlalu gelap atau terang. Mode metering Multi-Zone mungkin tidak dapat bekerja dengan baik jika subyek mempunyai kulit yang sangat terang atau gelap, atau sedang mengenakan pakaian yang sangat terang atau gelap. Dalam situasi tersebut, gunakan Exposure Compensation, atau memilih metering mode Spot dan menggunakan tombol AE-L (Auto Exposure-Lock) untuk membaca mid-tone dari suatu kondisi atau dari gray card 18% yang diletakkan dekat dengan subyek.

Contoh Hasil:

Landscape Photography

Landscape Photography

 Jangan Paksakan Menggunakan Mode Manual
Beberapa pemula (seperti saya) banyak memaksakan untuk menggunakan mode manual ketika mengambil foto menggunakan kamera DSLR. Alasannya simpel, mereka malu jika menggunakan mode auto di kamera DSLR. Padahal tidak selamanya mode Auto itu jelek, tergantung penggunaannya.
Pada kamera DSLR, anda dapat menggunakan mode Landscape atau anda juga dapat menggunakan mode Av (Aperture Priorty), sehingga anda hanya mengatur exposure dan aperture saja. Dari foto yang dihasilkan dengan mode landscape dan Av tersebut, anda dapat mempelajari Aperture dan shutter speed yang digunakan, baru kemudian anda dapat mencoba mode manual dengan pengalaman yang anda miliki.

Belajar Dan “Mencontek”
Ada banyak teori dan istilah dalam fotografi, begitu juga untuk fotografi landscape. Anda harus dapat mempelajari banyak teori tersebut. Antara lain yang paling penting adalah komposisi, rule of third, foreground, background, hyperfocal, point of interest dan banyak lainnya. Cobalah pahami sedikit demi sedikit.
Kemudian cobalah untuk ‘mencontek’. Maksudnya disini, coba anda amati foto landscape milik orang yang anda anggap bagus dan menarik. Lalu pelajari, apa yang membuat foto itu menarik, kemudian coba praktekkan ketika anda akan mengambil foto. Setelah anda ‘mampu mencontek’ teori dari foto tersebut, barulah anda eksplorasi keindahan alam dalam foto dengan gaya anda sendiri.

Gunakan Tripod
Kebanyakan foto landscape menggunakan aperture kecil (f angka besar). Dampaknya adalah shutter speed yang didapat akan lebih lambat, dan tripod sangat bermanfaat untuk membuat kamera anda tidak bergerak, sehingga foto yang dihasilkan akan lebih tajam.

Belajar Menggunakan Filter
Ada banyak jenis filter fotografi, dan landscapers mayoritas menggunakan beberapa filter seperti CPL dan GND. Belajar menggunakan filter tersebut akan membantu anda untuk menghasilkan foto landscape yang lebih baik.

Banyak Berlatih, Sabar dan Jangan Menyerah
Terakhir adalah selalu bersabar. Karena dari pengalaman, mengambil foto landscape itu tidak semudah membaca teorinya. Keadaan alam yang selalu berubah, membuat teori kita harus cepat beradaptasi. Teruskan berlatih dan jangan pernah menyerah. Semakin sering anda mengambil foto, maka akan semakin anda sadar apa saja kekurangan anda dalam mengambil foto.
Maaf jika ada kesalahan dan kekurangan. Karena saya juga masih belum bisa bikin foto landscape yang baik.
Silahkan tulis pendapat kritik dan saran anda di kolom komentar, agar dapat jadi masukan.


mengenal genre fotografi landscape

TIPS BAGI PEMULA

Assalamualaikum teman-teman pecinta photograohy...
Disini Saya Akan Menyajikan Beberapa Trick Foto Beserta Seting Kameranya...
SELAMAT MEMBACA...]

Tentang Prinsip Dasar Exposure dan Konsep Fotografi Untuk Pemula

Tentang Kamera Digital, DSLR dan Mirrorless: Setting dan Fiturnya

Mengoperasikan dan Merawat Kamera Digital

Tentang Lensa Fotografi

Tips Fotografi Untuk Pemula Lainnya

Tentang Sejarah Fotografi dan Tokoh – Tokohnya